CCTV

Minggu, 01 Maret 2015

ips sejarah manusia purba dan manusia purba homo

MANUSIA PURBA HOMO

Secarafisik dan kualitatif manusia purba jenis Homo ini sudah lebih maju dansempurnya jika dibandingkan dengan jenis manusia purba Meganthropus maupunPithecanthropus. Secara fisik, cirri-ciri manusia homo sudah mirip denganmanusia modern sekarang, seperti bentuk kepalanya yang sudah tidak lonjong.Secara kualitatif, tingkat kecerdasannya sudah lebih tinggi karena sudah mampumenggunakan alat-alat dari batu dan tulan. Di samping itu dalam berburu merekatelah menggunakan alat-alat perburuan. Mereka juga telah mengenal api karenabinatang hasil buruannya dikuliti dahulu sebelum dibakar. Demikian pula jenisumbi-umbian yang menjadi makanan mereka juga telah dimasak terlebih dahulusebelum dimakan. Meskipun demikian, manusia purba jenis Homo ini masih hidupsecara berpindah-pindah (nomaden) mereka hidup berpindah bergantung padapersediaan makanan yang ditemukan di alam sekitanya (food gathering). Manusiapurba jenis Homo dalam mancari makanan dengan berburu menggukan alat-alat daribatu dan tulang serta tanduk binatang. Contoh alat-alat perkakas yang merekagunakan dari batu berupa berbagai jenis kapak, alat-alat serpih (flakes).Mereka juga menggunakan alat-alat yang terbuat dari tulang seperti alat penusuk(belati), ujung tombak, dan alat pengorek ubi serta keladi. Di samping itu adaalat-alat berburu berupa mata tombak yang terbuat dari tulang  ikan pari. Adapun alat-alat yang terbuat daritanduk berupa tanduk menjangan atau rusa yang diruncingkan. Alat-alat perkakaspeninggalan makhluk homo tersebut ditemukan di daerah-daerah sekitar Ngandongdan Sidorejo (Ngawi), yaitu berupa berbagai jenis kapak batu, alat pelempardari batu, alat perimbas dari tulang atau tanduk.
A.    CIRI-CIRI UMUM
Ciri umum manusia purba jenis Homo antara lain, memiliki tinggi badan130 cm-210cm,muka tidak menonjol ke depan, otot tengkuk menyusut, dan volumeotaknya antara 1000 cc – 1200 cc. manusia purba ini sudah berdiri tegak dancara berjalannya lebih sempurna. Mereka hidup sekitar empat puluh ribu hingga25ribu tahun yang lalu.pola hidunya pun lebih maju daripada manusia purbasebelumnya
B.    JENIS-JENIS MANUSIA HOMO
1.  Homosoloensis

pada tahun 1931-1934, ahli purbakala yang bernama G.H.R. VonKoeningswald dan wedewnrich menemukan fosil-fosil manusia purba di LembahSungai Bengawan Solo di dekat Desa Ngadong. Jenis manusia purba dari LembahBengawan Solo tersebut dinamakan homo soloensis atau manusia purba dari Solo.Dari hasil penelitian tersebut diketahui bahwa ternyata manusia purba jenishomo soloensis lebih tinggi tingkatannya daripadaPithecanthropus Erectus.
Berdasarkan penelitian fosil-fosil yang ditemukan, Homo Soloensis mempunyai cirri-cirisebagai berikut
a. Otak kecilnya lebih besar daripada otak kecil Pithecanthropus Erectus.
b. Tengkoraknya lebih besar daripadaPithecanthropus Erectus.
c. Tonjolan kening agak terputus ditengah (di atas hidung).
d. Berbadan tegap dengan ketinggiankurang lebih 180 cm
.
2.  Homowajakensis
Manusiapurba jenis ini mempunyai tingkatan lebih tinggi dari pada PithecanthropusErectus dan tergolong jenis homo sapiens. Homo wajakensis termasuk ras yangsulit ditemukan karena memiliki ciri-ciri ras Mongoloid dan jugaAustromelanesoid atau mungkin berasal dari subras Melayu Indonesia dan turutberevolusi menjadi ras Austromelanesoid sekarang. Ras wajak mungkin jugameliputi manusia yang hidup sekitar 25.000 – 40.000 tahun yang lalu di AsiaTenggara.
Fosilhomo wajakensis ditemukan oleh Van Riestchoten pada tahun 1889 di Desa WajakTulungagung fosil ini kemudian diteliti oleh Eugene Dubois, temuan fosil inimerupakan temuan fosil manusia purba pertama yang dilaporkan berasal dariIndonesia.
Fosilhomo wajakensis mempunyai tinggi badan sekitar 130-210 cm dengan berat badanantara 30-150 kg. volume otaknya mencapai 1300 cc. manusia purba jenisini hidupantara 40.000- 25.000 tahun yang lalu pada lapisan pleistosen atas.
3.  HomoSapiens
Homo sapiens disebut manusia purbapaling sempurna karena 2 faktor.
Faktor pertama adalah dari anatomi dancara berjalan; anatomi homo sapiens sudah memiliki punggung tegak rahang rataserta berstruktur tulang kaki panjang dan tegak, hal ini menyerupai anatomimanusia modern saat ini
Faktor kedua adalah cara hidup; homosapiens sudah menemukan cara hidup yang tidak 100% mengandalkan alam(berburu)tetapi juga sudah menerapkan pola bercocok tanam, berternak. disampingitu perangkat rumah tangga yang dibuat, tidak lagi mengandalkan batuan yangkasar, namun telah ditemukan juga beberapa peralatan yang terbuat dari logam,batuan yang dibentuk halus sempurna dan juga homo sapiens telah mengenal lokasipemukiman yang baik, hal ini ditunjukkan sebagian besar penemuan fosil beradadi daerah aliran sungai, dan terkadang ada teori yang menunjukkan bahwa homosapiens juga telah memiliki tatanan sosial struktur masyarakat dimana adapemimpin kelompok
Homosapiens artinya manusia cerdik berasal dari zaman holosen 40.000 tahun yanglalu, telah mengalami pengecilan kepala dan tubuh yang lain, sehingga fisiknyasudah hampir sama dengan manusia zaman sekarang. Homo sapiens terdiri atassubsapiens atau ras. Jenis homo sapiens yang sampai sekarang masih ada adalahras Mongoloid, ras Kaukasoid, dan ras Negroid. Ras Mongoloid memiliki ciriberkulit kuning dan menyebar di Asia Tenggara. Ras Kaukasoid berkulit putihberhidung mancung dan tubuhnya jangkung, hidupnya menyebar di Eropa dan Asiakecil (Timur Tengah). Ras Negroid berkulit hitam, bibir tebal, berambutkeriting, hidup menyebar di Papua, Australia dan Afrika. Selain ketiga rastersebut, terdapat dua ras yang penyebarannya terbatas yaitu rasAustromelanesoid dan ras Kaukasoid. Ras Austromelanesoid terdapat di KepulauanPasifik dan pulau-pulau di antara Asia dan Australia, sedangkan ras Kaukasoidatau mungkin yang dimaksud adalah ras Indian yang terdapat di Benua Amerika dansekarang terdesak oleh orang kulit putih.


Lahir nya agama hindu dan budha k indonesia
20.  Agama : Sebelum agama Hindhu-Buddha masuk ke Indonesia. Masyarakat Indonesia masih menganut kepercayaan animisme dan dinamisme. Namun, setelah agama Hindhu dan Buddha masuk ke Indonesia. Mulai ada akulturasi antara kepercayaan animisme/dinamisme terhadap agama baru tersebut.  Pemerintahan : Dengan masuknya ajaran agama Hindhu-Buddha di Indonesia dari India. Tentu, kebudayaan India juga masuk ke Indonesia. Akibatnya, berdiri corak pemerintahan baru yaitu, monarki absolut dengan didukung berdirinya kerajaan-kerajaan bercorak Hindhu atau Buddha menggantikan corak pemerintahan sebelumnya, yaitu, kesukuan.  Sosial : Masyarakat Indonesia yang sebelumnya tidak mengenal sistem kasta menjadi mengenalnya akibat masuknya ajaran agama Hindhu.  Arsitektur : Masuknya agama Hindhu dan Buddha telah mengilhami masyarakat Indonesia yang telah mengenal sistem pembangunan punden berundak untuk mendirikan candi-candi bercorak Hindhu atau Buddha dengan menggunakan sistem tersebut.  Bahasa : Terbukti dari adanya peninggalan prasasti-prasasti yang berhuruf Pallawa dan berbahasa Sanskerta. Masuknya pengaruh Hindhu-Buddha juga membantu Indonesia mengakhiri zaman praaksara.  Sastra : Bidang Sastra juga ikut terpengaruh bersamaan dengan bahasa. Terbukti dari adanya epos Ramayana dan Mahabharata. Selain itu, terdapat karya sastra yang dihasilkan dari para pujangga Indonesia. Antara lain,  Arjunawiwaha, karya Mpu Kanwa  Sutasoma, karya Mpu Tantular  Negarakertagama, karya Mpu Prapanca

2. Agama Hindu
3. Lahirnya Agama Hindu Secara historis, kelahiran agama Hindu dilatarbelakangi dengan akulturasi kebudayaan antara bangsa Aria dengan bangsa Dravida. Bangsa Aria masuk ke India kira-kira tahun 1500 SM dengan segala kepercayaan dan kebudayaan yang bersifat Vedawi. Berlatar belakang statusnya sèbagai bangsa pendatang, maka bangsa Aria merasa memiliki kelebihan daripada bangsa Dravida. Karena bangsa Aria terdiri dari kaum Brahmana yang telah menguasai kitab Weda


RAJA-RAJA KERAJAAN KUTAI

Kerajaan Kutai memiliki sejarah yang cukup panjang, dengan waktu kejayaan kerajaan yang sangat panjang, sehingga dengan begitu telah berganti raja kutai dari masa ke masa, sehingga telah dicatat dalam sejarah yang dapat dibuktikan bahwa bahwa Raja-raja kutai sangat banyak.

Raja-raja kerajaan kutai
Kerajaan Kutai memiliki sejarah yang cukup panjang, sehingga dalam setiap masa berganti seorang raja ke calon raja lainnya. Raja-raja kerajaan Kutai dari masa ke masa yaitu:

1. Raja Kudungga, gelar anumerta Dewawarman adalah Raja yang mendirikan Kerajaan Kutai

2. Raja Aswawarman (anak Kundungga)
Aswawarman adalah Anak Raja Kudungga.Ia juga diketahui sebagai pendiri dinasti Kerajaan Kutai sehingga diberi gelar Wangsakerta, yang artinya pembentuk keluarga. Aswawarman memiliki 3 orang putera, dan salah satunya adalah Mulawarman.

3.. Raja Mulawarman (anak Aswawarman)
Mulawarman adalah anak Aswawarman dan cucu Kundungga. Sehingga awal-awal kerajaan Kutai berdiri dipimpin oleh kakeknya, lalu penerusnya bapaknya, dan diteruskan sang cucu. Dikatakan oleh para sejarahwan bahwa nama Mulawarman dan Aswawarman sangat kental dengan pengaruh bahasa Sanskerta bila dilihat dari cara penulisannya.

Kundungga adalah pembesar dari Kerajaan Campa (Kamboja) yang datang ke Indonesia. Kundungga sendiri diduga belum menganut agama Budha.

Dari yupa diketahui bahwa pada masa pemerintahan Mulawarman (Putra Aswawarman), Kerajaan Kutai mengalami masa keemasan. Wilayah kekuasaannya meliputi hampir seluruh wilayah Kalimantan Timur. Rakyat Kutai hidup sejahtera dan makmur.

Kerajaan Kutai seakan-akan tak tampak lagi oleh dunia luar karena kurangnya komunikasi dengan pihak asing, hingga sangat sedikit yang mendengar namanya. 4. Raja Marawijaya Warman
5. Raja Gajayana Warman
6. Raja Tungga Warman
7. Raja Jayanaga Warman
8. Raja Nalasinga Warman
9. Raja Nala Parana Tungga
10. Raja Gadingga Warman Dewa
11. Maharaja Indra Warman Dewa
12. Raja Sangga Warman Dewa
13. Raja Candrawarman
14. Raja Sri Langka Dewa
15. Rraja Guna Parana Dewa
16. Raja Wijaya Warman
17. Raja Sri Aji Dewa
18. Raja Mulia Putera
19. Raja Nala Pandita
20. Raja Indra Paruta Dewa
21. Raja Dharma Setia

Kerajaan Kutai berakhir saat Raja Kutai yang bernama Maharaja Dharma Setia tewas dalam peperangan di tangan Raja Kutai Kartanegara ke-13, Aji Pangeran Anum Panji Mendapa. Perlu diingat bahwa Kutai ini (Kutai Martadipura) berbeda dengan Kerajaan Kutai Kartanegara yang saat itu ibukota di Kutai Lama (Tanjung Kute).

Kutai Kartanegara inilah, di tahun 1365, yang disebutkan dalam sastra Jawa Negarakertagama. Kutai Kartanegara selanjutnya menjadi kerajaan Islam.

Sejak tahun 1735 kerajaan Kutai Kartanegara yang semula rajanya bergelar Pangeran berubah menjadi bergelar Sultan (Sultan Aji Muhammad Idris) dan hingga sekarang disebut Kesultanan Kutai Kartanegara.

Nama Raja Kundungga oleh para ahli sejarah ditafsirkan sebagai nama asli orang Indonesia yang belum terpengaruh dengan nama budaya India. Sementara putranya yang bernama Asmawarman diduga telah terpengaruh budaya Hindu.

Hal ini di dasarkan pada kenyataan bahwa kata Warman berasal dari bahasa Sanskerta. Kata itu biasanya digunakan untuk akhiran nama-nama masyarakat atau penduduk India bagian Selatan. Demikian artikel tentang Raja-raja kerajaan Kutai, semoga dapat bermanfaat.

Sejarahi Nama Kerajaan Sriwijaya

Sejarah Asal usul nama kerajaan Sriwijaya - Sriwijaya merupakan sebuah kerajaanyang sudah ada sejak Abad ke-7, di masa lalu kekuasaan kerajaan Sriwijaya ini sangat luas dan membentang dari tanah (pulau) Jawa, Sumatera, pesisir Kalimantan, sebagian Negara Malaysia, Kamboja, dan Thailand Selatan. Sehingga memang dengan daerah kekuasaannya yang sangat luas, Kerajaan Sriwijaya menjadi kerajaan yang sangat kuat dan terkenal di masa itu.

Asal usul nama kerajaan Sriwijaya
Adapun asal mula nama dan sebutan untuk kerajaan Sriwijaya barbed-beda, seperti orang-orang Tionghoa menyebut kerajaan Sriwijaya dengan Shih-li-fo-shih atau juga San-fo-ts'i. Dan orang-orang yang menggunakan bahasa sansekerta dan juga bahasa Pali akan meyebut kerajaan Sriwijaya dengan Yavadesh atau juga Javadeh.

Bangsa Arab menyebut kerajaan Sriwijaya dengan Zabaj. Dan terakhir orang-orang Khmer menyebut kerajaan Sriwijaya dengan sebutan Melayu. (sebagian informasi diatas disebutkan dalam buku Suminto sucipto yang berjudul “Perkembangan Masyarakat pada Masa Kerajaan Hindu Budha serta Peningalannya”, buku tersebut menggunakan bahasa Indonesia.

Sebagai tambahan Khmer (seperti yamg disebutkan diatas) merupakan nama sebuah kerajaan. Kerajaan Khmer atau disebut juga dengan kekaisaran Khmer merupakan kerajaan yang berdri dalam kurun waktu antara tahun 802 - 1432 (masehi). Kerajaan ini terletak di daerah Asia tenggara juga (seperti halnya kerajaan Sriwijaya), dengan berpusat di daerah Kamboja.

Nama kerajaan Sriwijaya dalam bahasa Sansekerta terbagi menjadi dua kata, yaitu sri yang artinya “bercahaya” atau juga “gemilang”, dan juga wijaya berarti "kemenangan" atau dapat disebut juga dengan "kejayaan". Sehingga makna keseluruhan dari nama kerajaan Sriwijaya adalah Kemenangan yang gemilang.

Bukti keberadaan kerajaan Sriwijaya
Adapun bukti awal yang memberitakan tentang keberadaan kerajaan Sriwijaya bahwa sudah ada sejak abad yang ke-7 (masehi) adalah kisah tentang seorang pendeta Tiongkok bernama I Tsing yang pernah menulis bahwa dirinya pernah mengunjungi daerah kerajaan Sriwijaya pada tahun 671, dia tinggal disana selama 6 bulan.

Bukti kedua adalah prasasti Kedukan Bukit yang berada di Palembang, prasati ini merupakan prasasti yang tertua, yang berada pada abad ke-7 Masehi (sejarah tentang hal ini terdapat pada buku Casparis, J.G dengan judul “Indonesian palaeography: a history of writing in Indonesia from the beginnings to C. A”, data ISBN 90-04-04172-9).

Adapun kemunduran kerajaan Sriwijaya yang ditandai dengan menurunnya pengaruh kerajaan Sriwijaya terhada daerah bawahannya (daerah yang dikuasainya), hal ini terjadi karena berbagai penyerangan kerajaan lain yang bertubi-tubi mendera daerah kekuasaan dari kerajaan Sriwijaya. Sehingga disebabkan hal ini kekuatan pengaruh dari kerajaan Sriwijaya mulai melemah.


Sejarah Dan Raja-raja Kerajaan Tarumanagara Di Jawa Barat

Kerajaan Tarumanagara merupakan kerajaan yang sudah sangat lama, seperti halnya kerajaan Kutai di kalimantan yang juga sudah ada pada abad ke-5.

Sejarah dan Raja-raja Kerajaan Tarumanagara
Apabila anda ingin membaca tentang kerajaan Kutai, anda dapat membaca pada halaman tentang Kerajaan Kutai (Abad ke 5 M), pada halaman tersebut akan dibahas tentang sejarah dari kerajaan Kutai, seperti waktu berdiri dan masa selama kerajaan tersebut berdiri, dan hal yang lainnya.

Kembali kita ke pembahasan tentang kerajaan Tarumanagara, seperti dijelaskan sebelumnya bahwa kerajaam Tarumanagara merupakan kerajaan yang sudah sangat tua atau lama, kerajaan ini sudah berdiri pada Abad ke-4, atau waktu lebih tepatnya seperti yang dijelaskan oleh para ahli sejarah yaitu pada tahun 358 Masehi. Sehingga dengan begitu kerajaan Tarumanagara ini menjadi kerajaan tertua yang ada (pernah berdiri) di bumi nusantara / Indonesia.

Walaupun masa berdiri kerajaan Tarumanagara dan kerajaan Kutai ini berada pada satu masa, tetapi jarak antara kedua kerajaan tersebut sangat jauh. Apabila kerajaan Kutai terletak di pulau Kalimantan, maka kerajaan Tarumanagara terletak di daerah Jawa Barat. Karena letak kerajaan yang berbeda (bahkan sangat jauh), sehingga dengan begitu tentunya budaya atau kebiasan masyarakat di kedua kerajaan berbeda.


Sejarah Kerajaan Tarumanagara
Adapun pada ahli sejarah meneliti tentang kata Tarumanagara yang merupakan nama kerajaan yang sedang kita bahas ini. Para ahli sejarah menyatakan bahwa kata tarumanagara berasal dari dua buah kata, yaitu kata taruma dan nagara. Untuk kata nagara artinya yaitu kerajaan atau Negara, sedangkan kata taruma berasal dari kata tarum yang merupakan nama sungai di Jawa Barat yang kini bernama sungai citarum.

 Bukti otentik yang dijadikan sebagai bukti oleh para sejarahwan tentang keberadaan kerajaan Tarumanagara di masa lalu, berupa prasasti yang ditemukan di daerah Jawa Barat dan kota sekitarnya seperti di Bekasi, Bogor, Jakarta, Lebak (Banten), dan Pandeglang.

Penemuan lainnya yang dijadikan bukti otentik oleh para Sejarahwan yaitu di Penemuan Naskah Wangsakerta, yang menjelasan tentang keberadaan Kerajaan Tarumanagara dengan cukup jelas. Walaupun memang naskah tersebut mengundang berbgai polemic, sehingga banyak pakar sejarah yang meragukan naskah Wangsakerta ini bisa dijadikan rujukan sejarah. Naskah tersebut berasal dari Cirebon.

Isi dari Naskah Wangsakerta tersebut bahwa Kerajaan Tarumanegara pertama kali didirikan oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman pada tahun 358, yang kemudian kepemimpinan kerajaan diteruskan oleh putranya yang bernama Dharmayawarman, dengan masa kepemimpinan tahun 382-395 Masehi.

Setelah itu kepemiminan kerajaan Tarumanagara diteruskan oleh Raja Purnawarman,  yang merupakan raja Tarumanagara yang ketiga dengan masa kepemimpinan  tahun 395 - 434 Masehi. Pada pemerintahannya, Raja Purnawarman membangun sebuah ibukota kerajaan yang baru pada tahun 397, ibu kota kerajaan tersebut terletak dekat ke pantai dan kota tersebut dinamakan dengan Sundapura, sehingga ini juga merupakan pertama kalinya nama (atau kata) "Sunda" digunakan.


Berakhirnya Kerajaan Tarumanagara

Kerajaan Tarumanagara terus berkembang dari waktu ke waktu, Raja-raja yang pernah memimpin kerajaan Tarumanagara ada 12 generasi atau pergantian masa pemerintahan, Pada tahun 669, Raja Linggawarman yang merupakan raja Tarumanagara dimasa-masa akhir sebelum berakhirnya kerajaan Tarumanagara, dia digantikan oleh menantunya yang bernama Tarusbawa.

Raja Linggawarman mempunyai dua orang puteri, yang sulung bernama Manasih (menjadi istri Tarusbawa) dan yang kedua bernama Sobakancana yang merupakan isteri dari Dapuntahyang Sri Jayanasa (yang mendirikan kerajaan Sriwijaya). Sehingga secara otomatis, tahta kekuasaan Tarumanagara tersebut jatuh kepada sang menantu dari putri yang pertama, yaitu Tarusbawa.

Pada masa Kekuasaan Tarusbawa, kerajaan Tarumanagara berakhir karena Raja Tarusbawa lebih menginginkan untuk kembali atau bergabung ke kerajaan Sunda, Sehinggga Kerajaan Sunda mewarisi wilayah kerajaan Tarumanagara. Sehingga berakhirnya atau runtuhnya Kerajaan Tarumanagara bukan dengan peperangan atau pertumpahan darah.

Demikian telah kita bahas tentang kerajaan Tarumanagara dari awal berdiri hingga masa-masa berakhirnya kerajaan Tarumanagara. Setelah ini kita akan membahas tentang nama raja-raja yang pernah memimpin kerajaan Tarumanagara. Adapun nama raja-raja yang memimpin kerajaan Tarumanagara.
Tahun 358-382 Masehi: Raja Jayasingawarman
Tahun 382-395 Masehi: Raja Dharmayawarman 
Tahun 395-434 Masehi: Raja Purnawarman
Tahun 434-455 Masehi: Raja Wisnuwarman
Tahun 455-515 Masehi: Raja Indrawarman
Tahun 515-535 Masehi: Raja Candrawarman
Tahun 535-561 Masehi: Raja Suryawarman
Tahun 561-628 Masehi: Raja Kertawarman
Tahun 628-639 Masehi: Raja Sudhawarman
Tahun 639-640 Masehi: Raja Hariwangsawarman
Tahun 640-666 Masehi: Raja Nagajayawarman
Tahun 666-669 Masehi: Raja Linggawarman.
Dengan begitu cukup sudah pembahasan kita tentang Kerajaan Tarumanagara yang merupakan kerajaan yang terletak di daerah Jawa Barat. Semoga artikel ini dapat bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar