MANUSIA PURBA HOMO
Secarafisik dan kualitatif manusia purba jenis Homo ini
sudah lebih maju dansempurnya jika dibandingkan dengan jenis manusia purba
Meganthropus maupunPithecanthropus. Secara fisik, cirri-ciri manusia homo sudah
mirip denganmanusia modern sekarang, seperti bentuk kepalanya yang sudah tidak
lonjong.Secara kualitatif, tingkat kecerdasannya sudah lebih tinggi karena
sudah mampumenggunakan alat-alat dari batu dan tulan. Di samping itu dalam
berburu merekatelah menggunakan alat-alat perburuan. Mereka juga telah mengenal
api karenabinatang hasil buruannya dikuliti dahulu sebelum dibakar. Demikian
pula jenisumbi-umbian yang menjadi makanan mereka juga telah dimasak terlebih
dahulusebelum dimakan. Meskipun demikian, manusia purba jenis Homo ini masih
hidupsecara berpindah-pindah (nomaden) mereka hidup berpindah bergantung
padapersediaan makanan yang ditemukan di alam sekitanya (food gathering).
Manusiapurba jenis Homo dalam mancari makanan dengan berburu menggukan
alat-alat daribatu dan tulang serta tanduk binatang. Contoh alat-alat perkakas
yang merekagunakan dari batu berupa berbagai jenis kapak, alat-alat serpih
(flakes).Mereka juga menggunakan alat-alat yang terbuat dari tulang seperti
alat penusuk(belati), ujung tombak, dan alat pengorek ubi serta keladi. Di samping
itu adaalat-alat berburu berupa mata tombak yang terbuat dari tulang ikan
pari. Adapun alat-alat yang terbuat daritanduk berupa tanduk menjangan atau
rusa yang diruncingkan. Alat-alat perkakaspeninggalan makhluk homo tersebut
ditemukan di daerah-daerah sekitar Ngandongdan Sidorejo (Ngawi), yaitu berupa
berbagai jenis kapak batu, alat pelempardari batu, alat perimbas dari tulang
atau tanduk.
A. CIRI-CIRI UMUM
Ciri umum manusia purba jenis Homo antara
lain, memiliki tinggi badan130 cm-210cm,muka tidak menonjol ke depan, otot
tengkuk menyusut, dan volumeotaknya antara 1000 cc – 1200 cc. manusia purba ini
sudah berdiri tegak dancara berjalannya lebih sempurna. Mereka hidup sekitar
empat puluh ribu hingga25ribu tahun yang lalu.pola hidunya pun lebih
maju daripada manusia purbasebelumnya
B. JENIS-JENIS MANUSIA HOMO
1. Homosoloensis
pada tahun 1931-1934, ahli purbakala yang bernama
G.H.R. VonKoeningswald dan wedewnrich menemukan fosil-fosil manusia purba di
LembahSungai Bengawan Solo di dekat Desa Ngadong. Jenis manusia purba dari
LembahBengawan Solo tersebut dinamakan homo soloensis atau manusia purba
dari Solo.Dari hasil penelitian tersebut diketahui bahwa ternyata
manusia purba jenishomo soloensis lebih tinggi tingkatannya daripadaPithecanthropus
Erectus.
Berdasarkan penelitian fosil-fosil yang
ditemukan, Homo Soloensis mempunyai cirri-cirisebagai berikut
a. Otak kecilnya lebih besar daripada otak
kecil Pithecanthropus Erectus.
b. Tengkoraknya lebih besar daripadaPithecanthropus
Erectus.
c. Tonjolan kening agak terputus ditengah (di atas
hidung).
d. Berbadan tegap dengan ketinggiankurang lebih 180 cm
.
2. Homowajakensis
Manusiapurba jenis ini mempunyai tingkatan lebih tinggi
dari pada PithecanthropusErectus dan tergolong jenis homo sapiens. Homo wajakensis
termasuk ras yangsulit ditemukan karena memiliki ciri-ciri ras Mongoloid dan
jugaAustromelanesoid atau mungkin berasal dari subras Melayu Indonesia dan
turutberevolusi menjadi ras Austromelanesoid sekarang. Ras wajak mungkin
jugameliputi manusia yang hidup sekitar 25.000 – 40.000 tahun yang lalu di
AsiaTenggara.
Fosilhomo wajakensis ditemukan oleh Van Riestchoten
pada tahun 1889 di Desa WajakTulungagung fosil ini kemudian diteliti oleh
Eugene Dubois, temuan fosil inimerupakan temuan fosil manusia purba pertama
yang dilaporkan berasal dariIndonesia.
Fosilhomo wajakensis mempunyai tinggi badan sekitar
130-210 cm dengan berat badanantara 30-150 kg. volume otaknya mencapai 1300 cc.
manusia purba jenisini hidupantara 40.000- 25.000 tahun yang lalu pada lapisan
pleistosen atas.
3. HomoSapiens
Faktor pertama adalah dari anatomi dancara berjalan;
anatomi homo sapiens sudah memiliki punggung tegak rahang rataserta berstruktur
tulang kaki panjang dan tegak, hal ini menyerupai anatomimanusia modern saat
ini
Faktor kedua adalah cara hidup; homosapiens sudah
menemukan cara hidup yang tidak 100% mengandalkan alam(berburu)tetapi juga
sudah menerapkan pola bercocok tanam, berternak. disampingitu perangkat rumah
tangga yang dibuat, tidak lagi mengandalkan batuan yangkasar, namun telah
ditemukan juga beberapa peralatan yang terbuat dari logam,batuan yang dibentuk
halus sempurna dan juga homo sapiens telah mengenal lokasipemukiman yang baik,
hal ini ditunjukkan sebagian besar penemuan fosil beradadi daerah aliran
sungai, dan terkadang ada teori yang menunjukkan bahwa homosapiens juga telah
memiliki tatanan sosial struktur masyarakat dimana adapemimpin kelompok
Homosapiens artinya manusia cerdik berasal dari zaman
holosen 40.000 tahun yanglalu, telah mengalami pengecilan kepala dan tubuh yang
lain, sehingga fisiknyasudah hampir sama dengan manusia zaman sekarang. Homo
sapiens terdiri atassubsapiens atau ras. Jenis homo sapiens yang sampai
sekarang masih ada adalahras Mongoloid, ras Kaukasoid, dan ras Negroid. Ras
Mongoloid memiliki ciriberkulit kuning dan menyebar di Asia Tenggara. Ras
Kaukasoid berkulit putihberhidung mancung dan tubuhnya jangkung, hidupnya
menyebar di Eropa dan Asiakecil (Timur Tengah). Ras Negroid berkulit hitam,
bibir tebal, berambutkeriting, hidup menyebar di Papua, Australia dan Afrika.
Selain ketiga rastersebut, terdapat dua ras yang penyebarannya terbatas yaitu
rasAustromelanesoid dan ras Kaukasoid. Ras Austromelanesoid terdapat di KepulauanPasifik
dan pulau-pulau di antara Asia dan Australia, sedangkan ras Kaukasoidatau
mungkin yang dimaksud adalah ras Indian yang terdapat di Benua Amerika
dansekarang terdesak oleh orang kulit putih.
Lahir nya agama hindu dan budha k
indonesia
20. Agama : Sebelum
agama Hindhu-Buddha masuk ke Indonesia. Masyarakat Indonesia masih menganut
kepercayaan animisme dan dinamisme. Namun, setelah agama Hindhu dan
Buddha masuk ke Indonesia. Mulai ada akulturasi antara kepercayaan
animisme/dinamisme terhadap agama baru tersebut.
Pemerintahan : Dengan masuknya ajaran agama Hindhu-Buddha di Indonesia dari
India. Tentu, kebudayaan India juga masuk ke Indonesia. Akibatnya,
berdiri corak pemerintahan baru yaitu, monarki absolut dengan didukung
berdirinya kerajaan-kerajaan bercorak Hindhu atau Buddha menggantikan corak
pemerintahan sebelumnya, yaitu, kesukuan. Sosial :
Masyarakat Indonesia yang sebelumnya tidak mengenal sistem kasta menjadi
mengenalnya akibat masuknya ajaran agama Hindhu.
Arsitektur : Masuknya agama Hindhu dan Buddha telah mengilhami masyarakat
Indonesia yang telah mengenal sistem pembangunan punden berundak untuk
mendirikan candi-candi bercorak Hindhu atau Buddha dengan menggunakan
sistem tersebut. Bahasa : Terbukti dari adanya
peninggalan prasasti-prasasti yang berhuruf Pallawa dan berbahasa Sanskerta.
Masuknya pengaruh Hindhu-Buddha juga membantu Indonesia mengakhiri zaman
praaksara. Sastra : Bidang Sastra juga ikut terpengaruh bersamaan
dengan bahasa. Terbukti dari adanya epos Ramayana dan Mahabharata. Selain itu,
terdapat karya sastra yang dihasilkan dari para pujangga Indonesia. Antara
lain, Arjunawiwaha, karya Mpu Kanwa Sutasoma, karya
Mpu Tantular Negarakertagama, karya Mpu Prapanca
2. Agama Hindu
3. Lahirnya Agama Hindu Secara historis, kelahiran
agama Hindu dilatarbelakangi dengan akulturasi kebudayaan antara bangsa Aria
dengan bangsa Dravida. Bangsa Aria masuk ke India kira-kira tahun 1500 SM
dengan segala kepercayaan dan kebudayaan yang bersifat Vedawi. Berlatar
belakang statusnya sèbagai bangsa pendatang, maka bangsa Aria merasa memiliki
kelebihan daripada bangsa Dravida. Karena bangsa Aria terdiri dari kaum
Brahmana yang telah menguasai kitab Weda
RAJA-RAJA KERAJAAN KUTAI
Kerajaan Kutai memiliki sejarah yang cukup panjang, dengan
waktu kejayaan kerajaan yang sangat panjang, sehingga dengan begitu telah
berganti raja kutai dari masa ke masa, sehingga telah dicatat dalam sejarah
yang dapat dibuktikan bahwa bahwa Raja-raja kutai sangat banyak.
Raja-raja kerajaan kutai
Kerajaan Kutai memiliki sejarah yang cukup panjang,
sehingga dalam setiap masa berganti seorang raja ke calon raja lainnya.
Raja-raja kerajaan Kutai dari masa ke masa yaitu:
1. Raja Kudungga, gelar anumerta Dewawarman adalah Raja
yang mendirikan Kerajaan Kutai
2. Raja Aswawarman (anak Kundungga)
Aswawarman adalah Anak Raja Kudungga.Ia juga diketahui
sebagai pendiri dinasti Kerajaan Kutai sehingga diberi gelar Wangsakerta, yang
artinya pembentuk keluarga. Aswawarman memiliki 3 orang putera, dan salah
satunya adalah Mulawarman.
3.. Raja Mulawarman (anak Aswawarman)
Mulawarman adalah anak Aswawarman dan cucu Kundungga.
Sehingga awal-awal kerajaan Kutai berdiri dipimpin oleh kakeknya, lalu
penerusnya bapaknya, dan diteruskan sang cucu. Dikatakan oleh para sejarahwan
bahwa nama Mulawarman dan Aswawarman sangat kental dengan pengaruh bahasa
Sanskerta bila dilihat dari cara penulisannya.
Kundungga adalah pembesar dari Kerajaan Campa (Kamboja)
yang datang ke Indonesia. Kundungga sendiri diduga belum menganut agama Budha.
Dari yupa diketahui bahwa pada masa pemerintahan
Mulawarman (Putra Aswawarman), Kerajaan Kutai mengalami masa keemasan. Wilayah
kekuasaannya meliputi hampir seluruh wilayah Kalimantan Timur. Rakyat Kutai
hidup sejahtera dan makmur.
Kerajaan Kutai seakan-akan tak tampak lagi oleh dunia
luar karena kurangnya komunikasi dengan pihak asing, hingga sangat sedikit yang
mendengar namanya. 4. Raja Marawijaya Warman
5. Raja Gajayana Warman
6. Raja Tungga Warman
7. Raja Jayanaga Warman
8. Raja Nalasinga Warman
9. Raja Nala Parana Tungga
10. Raja Gadingga Warman Dewa
11. Maharaja Indra Warman Dewa
12. Raja Sangga Warman Dewa
13. Raja Candrawarman
14. Raja Sri Langka Dewa
15. Rraja Guna Parana Dewa
16. Raja Wijaya Warman
17. Raja Sri Aji Dewa
18. Raja Mulia Putera
19. Raja Nala Pandita
20. Raja Indra Paruta Dewa
21. Raja Dharma Setia
Kerajaan Kutai berakhir saat Raja Kutai yang bernama
Maharaja Dharma Setia tewas dalam peperangan di tangan Raja Kutai Kartanegara
ke-13, Aji Pangeran Anum Panji Mendapa. Perlu diingat bahwa Kutai ini (Kutai
Martadipura) berbeda dengan Kerajaan Kutai Kartanegara yang saat itu ibukota di
Kutai Lama (Tanjung Kute).
Kutai Kartanegara inilah, di tahun 1365, yang
disebutkan dalam sastra Jawa Negarakertagama. Kutai Kartanegara selanjutnya menjadi
kerajaan Islam.
Sejak tahun 1735 kerajaan Kutai Kartanegara yang semula
rajanya bergelar Pangeran berubah menjadi bergelar Sultan (Sultan Aji Muhammad
Idris) dan hingga sekarang disebut Kesultanan Kutai Kartanegara.
Nama Raja Kundungga oleh para ahli sejarah ditafsirkan
sebagai nama asli orang Indonesia yang belum terpengaruh dengan nama budaya
India. Sementara putranya yang bernama Asmawarman diduga telah terpengaruh
budaya Hindu.
Hal ini di dasarkan pada kenyataan bahwa kata Warman
berasal dari bahasa Sanskerta. Kata itu biasanya digunakan untuk akhiran
nama-nama masyarakat atau penduduk India bagian Selatan. Demikian artikel
tentang Raja-raja kerajaan Kutai, semoga dapat bermanfaat.
Sejarahi
Nama Kerajaan Sriwijaya
Sejarah Asal usul nama kerajaan
Sriwijaya - Sriwijaya merupakan sebuah kerajaanyang sudah
ada sejak Abad ke-7, di masa lalu kekuasaan kerajaan Sriwijaya ini
sangat luas dan membentang dari tanah (pulau) Jawa, Sumatera, pesisir
Kalimantan, sebagian Negara Malaysia, Kamboja, dan Thailand Selatan. Sehingga
memang dengan daerah kekuasaannya yang sangat luas, Kerajaan
Sriwijaya menjadi kerajaan yang sangat kuat dan terkenal di masa itu.
Asal usul nama kerajaan Sriwijaya
Adapun asal mula nama dan sebutan untuk kerajaan
Sriwijaya barbed-beda, seperti orang-orang Tionghoa menyebut kerajaan
Sriwijaya dengan Shih-li-fo-shih atau juga San-fo-ts'i. Dan orang-orang
yang menggunakan bahasa sansekerta dan juga bahasa Pali akan
meyebut kerajaan Sriwijaya dengan Yavadesh atau juga Javadeh.
Bangsa Arab menyebut kerajaan
Sriwijaya dengan Zabaj. Dan terakhir orang-orang Khmer
menyebut kerajaan Sriwijaya dengan sebutan Melayu. (sebagian
informasi diatas disebutkan dalam buku Suminto sucipto yang berjudul
“Perkembangan Masyarakat pada Masa Kerajaan Hindu Budha serta Peningalannya”,
buku tersebut menggunakan bahasa Indonesia.
Sebagai tambahan Khmer (seperti yamg disebutkan diatas)
merupakan nama sebuah kerajaan. Kerajaan Khmer atau disebut juga dengan
kekaisaran Khmer merupakan kerajaan yang berdri dalam kurun waktu antara tahun
802 - 1432 (masehi). Kerajaan ini terletak di daerah Asia tenggara juga
(seperti halnya kerajaan Sriwijaya), dengan berpusat di daerah Kamboja.
Nama kerajaan Sriwijaya dalam bahasa
Sansekerta terbagi menjadi dua kata, yaitu sri yang artinya “bercahaya” atau
juga “gemilang”, dan juga wijaya berarti "kemenangan" atau dapat
disebut juga dengan "kejayaan". Sehingga makna keseluruhan dari nama
kerajaan Sriwijaya adalah Kemenangan yang gemilang.
Bukti keberadaan kerajaan Sriwijaya
Adapun bukti awal yang memberitakan
tentang keberadaan kerajaan Sriwijaya bahwa sudah ada sejak abad yang
ke-7 (masehi) adalah kisah tentang seorang pendeta Tiongkok bernama I
Tsing yang pernah menulis bahwa dirinya pernah mengunjungi daerah kerajaan
Sriwijaya pada tahun 671, dia tinggal disana selama 6 bulan.
Bukti kedua adalah prasasti Kedukan Bukit yang berada
di Palembang, prasati ini merupakan prasasti yang tertua, yang berada pada abad
ke-7 Masehi (sejarah tentang hal ini terdapat pada buku Casparis, J.G dengan
judul “Indonesian palaeography: a history of writing in Indonesia from the
beginnings to C. A”, data ISBN 90-04-04172-9).
Adapun kemunduran kerajaan Sriwijaya yang
ditandai dengan menurunnya pengaruh kerajaan Sriwijaya terhada daerah
bawahannya (daerah yang dikuasainya), hal ini terjadi karena berbagai
penyerangan kerajaan lain yang bertubi-tubi mendera daerah kekuasaan dari
kerajaan Sriwijaya. Sehingga disebabkan hal ini kekuatan pengaruh dari kerajaan
Sriwijaya mulai melemah.
Sejarah Dan Raja-raja Kerajaan Tarumanagara Di Jawa
Barat
Kerajaan Tarumanagara merupakan kerajaan yang sudah
sangat lama, seperti halnya kerajaan Kutai di kalimantan yang juga sudah ada
pada abad ke-5.
Sejarah dan Raja-raja Kerajaan Tarumanagara
Apabila anda ingin membaca tentang kerajaan Kutai, anda
dapat membaca pada halaman tentang Kerajaan Kutai (Abad ke 5 M), pada halaman
tersebut akan dibahas tentang sejarah dari kerajaan Kutai, seperti waktu
berdiri dan masa selama kerajaan tersebut berdiri, dan hal yang lainnya.
Kembali kita ke pembahasan tentang kerajaan
Tarumanagara, seperti dijelaskan sebelumnya bahwa kerajaam Tarumanagara
merupakan kerajaan yang sudah sangat tua atau lama, kerajaan ini sudah berdiri
pada Abad ke-4, atau waktu lebih tepatnya seperti yang dijelaskan oleh para
ahli sejarah yaitu pada tahun 358 Masehi. Sehingga dengan begitu kerajaan
Tarumanagara ini menjadi kerajaan tertua yang ada (pernah berdiri) di bumi
nusantara / Indonesia.
Walaupun masa berdiri kerajaan Tarumanagara dan
kerajaan Kutai ini berada pada satu masa, tetapi jarak antara kedua kerajaan
tersebut sangat jauh. Apabila kerajaan Kutai terletak di pulau Kalimantan, maka
kerajaan Tarumanagara terletak di daerah Jawa Barat. Karena letak kerajaan yang
berbeda (bahkan sangat jauh), sehingga dengan begitu tentunya budaya atau
kebiasan masyarakat di kedua kerajaan berbeda.
Sejarah Kerajaan Tarumanagara
Adapun pada ahli sejarah meneliti tentang kata
Tarumanagara yang merupakan nama kerajaan yang sedang kita bahas ini. Para ahli
sejarah menyatakan bahwa kata tarumanagara berasal dari dua buah kata, yaitu
kata taruma dan nagara. Untuk kata nagara artinya yaitu kerajaan atau Negara,
sedangkan kata taruma berasal dari kata tarum yang merupakan nama sungai di
Jawa Barat yang kini bernama sungai citarum.
Bukti otentik
yang dijadikan sebagai bukti oleh para sejarahwan tentang keberadaan kerajaan
Tarumanagara di masa lalu, berupa prasasti yang ditemukan di daerah Jawa Barat
dan kota sekitarnya seperti di Bekasi, Bogor, Jakarta, Lebak (Banten), dan Pandeglang.
Penemuan lainnya yang dijadikan bukti otentik oleh para
Sejarahwan yaitu di Penemuan Naskah Wangsakerta, yang menjelasan tentang
keberadaan Kerajaan Tarumanagara dengan cukup jelas. Walaupun memang naskah
tersebut mengundang berbgai polemic, sehingga banyak pakar sejarah yang
meragukan naskah Wangsakerta ini bisa dijadikan rujukan sejarah. Naskah
tersebut berasal dari Cirebon.
Isi dari Naskah Wangsakerta tersebut bahwa Kerajaan
Tarumanegara pertama kali didirikan oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman pada
tahun 358, yang kemudian kepemimpinan kerajaan diteruskan oleh putranya yang
bernama Dharmayawarman, dengan masa kepemimpinan tahun 382-395 Masehi.
Setelah itu kepemiminan kerajaan Tarumanagara
diteruskan oleh Raja Purnawarman, yang
merupakan raja Tarumanagara yang ketiga dengan masa kepemimpinan tahun 395 - 434 Masehi. Pada pemerintahannya,
Raja Purnawarman membangun sebuah ibukota kerajaan yang baru pada tahun 397,
ibu kota kerajaan tersebut terletak dekat ke pantai dan kota tersebut dinamakan
dengan Sundapura, sehingga ini juga merupakan pertama kalinya nama (atau kata)
"Sunda" digunakan.
Berakhirnya Kerajaan Tarumanagara
Kerajaan Tarumanagara terus berkembang dari waktu ke
waktu, Raja-raja yang pernah memimpin kerajaan Tarumanagara ada 12 generasi
atau pergantian masa pemerintahan, Pada tahun 669, Raja Linggawarman yang
merupakan raja Tarumanagara dimasa-masa akhir sebelum berakhirnya kerajaan
Tarumanagara, dia digantikan oleh menantunya yang bernama Tarusbawa.
Raja Linggawarman mempunyai dua orang puteri, yang
sulung bernama Manasih (menjadi istri Tarusbawa) dan yang kedua bernama
Sobakancana yang merupakan isteri dari Dapuntahyang Sri Jayanasa (yang
mendirikan kerajaan Sriwijaya). Sehingga secara otomatis, tahta kekuasaan
Tarumanagara tersebut jatuh kepada sang menantu dari putri yang pertama, yaitu
Tarusbawa.
Pada masa Kekuasaan Tarusbawa, kerajaan Tarumanagara
berakhir karena Raja Tarusbawa lebih menginginkan untuk kembali atau bergabung
ke kerajaan Sunda, Sehinggga Kerajaan Sunda mewarisi wilayah kerajaan
Tarumanagara. Sehingga berakhirnya atau runtuhnya Kerajaan Tarumanagara bukan
dengan peperangan atau pertumpahan darah.
Demikian telah kita bahas tentang kerajaan Tarumanagara
dari awal berdiri hingga masa-masa berakhirnya kerajaan Tarumanagara. Setelah
ini kita akan membahas tentang nama raja-raja yang pernah memimpin kerajaan
Tarumanagara. Adapun nama raja-raja yang memimpin kerajaan Tarumanagara.
Tahun 358-382 Masehi: Raja Jayasingawarman
Tahun 382-395 Masehi: Raja Dharmayawarman
Tahun 395-434 Masehi: Raja Purnawarman
Tahun 434-455 Masehi: Raja Wisnuwarman
Tahun 455-515 Masehi: Raja Indrawarman
Tahun 515-535 Masehi: Raja Candrawarman
Tahun 535-561 Masehi: Raja Suryawarman
Tahun 561-628 Masehi: Raja Kertawarman
Tahun 628-639 Masehi: Raja Sudhawarman
Tahun 639-640 Masehi: Raja Hariwangsawarman
Tahun 640-666 Masehi: Raja Nagajayawarman
Tahun 666-669 Masehi: Raja Linggawarman.
Dengan begitu cukup sudah pembahasan kita tentang
Kerajaan Tarumanagara yang merupakan kerajaan yang terletak di daerah Jawa
Barat. Semoga artikel ini dapat bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar